SELAMAT DATANG DI BLOGNYA AMIRZONA
SEMOGA BERMANFAAT BAGI ANDA TERIMA KASIH

30 Nov 2011

sejarah angklung by Amirzona

Angklung 


adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog.
Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.
Tidak ada petunjuk sejak kapan angklung digunakan, tetapi diduga bentuk primitifnya telah digunakan dalam kultur Neolitikum yang berkembang di Nusantara sampai awal penanggalan modern, sehingga angklung merupakan bagian dari relik pra-Hinduisme dalam kebudayaan Nusantara.
Catatan mengenai angklung baru muncul merujuk pada masa Kerajaan Sunda (abad ke-12 sampai abad ke-16). Asal usul terciptanya musik bambu, seperti angklung berdasarkan pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi (pare) sebagai makanan pokoknya. Hal ini melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Padi pemberi kehidupan (hirup-hurip). Masyarakat Baduy, yang dianggap sebagai sisa-sisa masyarakat Sunda asli, menerapkan angklung sebagai bagian dari ritual mengawali penanaman padi. Permainan angklung gubrag di Jasinga, Bogor, adalah salah satu yang masih hidup sejak lebih dari 400 tahun lampau. Kemunculannya berawal dari ritus padi. Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat Dewi Sri turun ke bumi agar tanaman padi rakyat tumbuh subur.
Jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik tersebut adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen). Tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk bilah (wilahan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar.
Dikenal oleh masyarakat sunda sejak masa kerajaan Sunda, di antaranya sebagai penggugah semangat dalam pertempuran. Fungsi angklung sebagai pemompa semangat rakyat masih terus terasa sampai pada masa penjajahan, itu sebabnya pemerintah Hindia Belanda sempat melarang masyarakat menggunakan angklung, pelarangan itu sempat membuat popularitas angklung menurun dan hanya di mainkan oleh anak- anak pada waktu itu.[rujukan?]
Selanjutnya lagu-lagu persembahan terhadap Dewi Sri tersebut disertai dengan pengiring bunyi tabuh yang terbuat dari batang-batang bambu yang dikemas sederhana yang kemudian lahirlah struktur alat musik bambu yang kita kenal sekarang bernama angklung. Demikian pula pada saat pesta panen dan seren taun dipersembahkan permainan angklung. Terutama pada penyajian Angklung yang berkaitan dengan upacara padi, kesenian ini menjadi sebuah pertunjukan yang sifatnya arak-arakan atau helaran, bahkan di sebagian tempat menjadi iring-iringan Rengkong dan Dongdang serta Jampana (usungan pangan) dan sebagainya.
Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera. Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di sana.
Bahkan, sejak 1966, Udjo Ngalagena —tokoh angklung yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda— mulai mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai komunitas

Angklung Kanekes

Angklung di daerah Kanekes (kita sering menyebut mereka orang Baduy) digunakan terutama karena hubungannya dengan ritus padi, bukan semata-mata untuk hiburan orang-orang. Angklung digunakan atau dibunyikan ketika mereka menanam padi di huma (ladang). Menabuh angklung ketika menanam padi ada yang hanya dibunyikan bebas (dikurulungkeun), terutama di Kajeroan (Tangtu; Baduy Jero), dan ada yang dengan ritmis tertentu, yaitu di Kaluaran (Baduy Luar). Meski demikian, masih bisa ditampilkan di luar ritus padi tetapi tetap mempunyai aturan, misalnya hanya boleh ditabuh hingga masa ngubaran pare (mengobati padi), sekitar tiga bulan dari sejak ditanamnya padi. Setelah itu, selama enam bulan berikutnya semua kesenian tidak boleh dimainkan, dan boleh dimainkan lagi pada musim menanam padi berikutnya. Menutup angklung dilaksanakan dengan acara yang disebut musungkeun angklung, yaitu nitipkeun (menitipkan, menyimpan) angklung setelah dipakai.
Dalam sajian hiburan, Angklung biasanya diadakan saat terang bulan dan tidak hujan. Mereka memainkan angklung di buruan (halaman luas di pedesaan) sambil menyanyikan bermacam-macam lagu, antara lain: Lutung Kasarung, Yandu Bibi, Yandu Sala, Ceuk Arileu, Oray-orayan, Dengdang, Yari Gandang, Oyong-oyong Bangkong, Badan Kula, Kokoloyoran, Ayun-ayunan, Pileuleuyan, Gandrung Manggu, Rujak Gadung, Mulung Muncang, Giler, Ngaranggeong, Aceukna, Marengo, Salak Sadapur, Rangda Ngendong, Celementre, Keupat Reundang, Papacangan, dan Culadi Dengdang. Para penabuh angklung sebanyak delapan orang dan tiga penabuh bedug ukuran kecil membuat posisi berdiri sambil berjalan dalam formasi lingkaran. Sementara itu yang lainnya ada yang ngalage (menari) dengan gerakan tertentu yang telah baku tetapi sederhana. Semuanya dilakukan hanya oleh laki-laki. Hal ini berbeda dengan masyarakat Daduy Dalam, mereka dibatasi oleh adat dengan berbagai aturan pamali (pantangan; tabu), tidak boleh melakukan hal-hal kesenangan duniawi yang berlebihan. Kesenian semata-mata dilakukan untuk keperluan ritual.
Nama-nama angklung di Kanekes dari yang terbesar adalah: indung, ringkung, dongdong, gunjing, engklok, indung leutik, torolok, dan roel. Roel yang terdiri dari 2 buah angklung dipegang oleh seorang. Nama-nama bedug dari yang terpanjang adalah: bedug, talingtit, dan ketuk. Penggunaan instrumen bedug terdapat perbedaan, yaitu di kampung-kampung Kaluaran mereka memakai bedug sebanyak 3 buah. Di Kajeroan; kampung Cikeusik, hanya menggunakan bedug dan talingtit, tanpa ketuk. Di Kajeroan, kampung Cibeo, hanya menggunakan bedug, tanpa talingtit dan ketuk.
Di Kanekes yang berhak membuat angklung adalah orang Kajeroan (Tangtu; Baduy Jero). Kajeroan terdiri dari 3 kampung, yaitu Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik. Di ketiga kampung ini tidak semua orang bisa membuatnya, hanya yang punya keturunan dan berhak saja yang mengerjakannya di samping adanya syarat-syarat ritual. Pembuat angklung di Cikeusik yang terkenal adalah Ayah Amir (59), dan di Cikartawana Ayah Tarnah. Orang Kaluaran membeli dari orang Kajeroan di tiga kampung tersebut.

 Angklung Dogdog Lojor

Kesenian dogdog lojor terdapat di masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan atau kesatuan adat Banten Kidul yang tersebar di sekitar Gunung Halimun (berbatasan dengan jakarta, Bogor, dan Lebak). Meski kesenian ini dinamakan dogdog lojor, yaitu nama salah satu instrumen di dalamnya, tetapi di sana juga digunakan angklung karena kaitannya dengan acara ritual padi. Setahun sekali, setelah panen seluruh masyarakat mengadakan acara Serah Taun atau Seren Taun di pusat kampung adat. Pusat kampung adat sebagai tempat kediaman kokolot (sesepuh) tempatnya selalu berpindah-pindah sesuai petunjuk gaib.
Tradisi penghormatan padi pada masyarakat ini masih dilaksanakan karena mereka termasuk masyarakat yang masih memegang teguh adat lama. Secara tradisi mereka mengaku sebagai keturunan para pejabat dan prajurit keraton Pajajaran dalam baresan Pangawinan (prajurit bertombak). Masyarakat Kasepuhan ini telah menganut agama Islam dan agak terbuka akan pengaruh modernisasi, serta hal-hal hiburan kesenangan duniawi bisa dinikmatinya. Sikap ini berpengaruh pula dalam dalam hal fungsi kesenian yang sejak sekitar tahun 1970-an, dogdog lojor telah mengalami perkembangan, yaitu digunakan untuk memeriahkan khitanan anak, perkawinan, dan acara kemeriahan lainnya. Instrumen yang digunakan dalam kesenian dogdog lojor adalah 2 buah dogdog lojor dan 4 buah angklung besar. Keempat buah angklung ini mempunyai nama, yang terbesar dinamakan gonggong, kemudian panembal, kingking, dan inclok. Tiap instrumen dimainkan oleh seorang, sehingga semuanya berjumlah enam orang.
Lagu-lagu dogdog lojor di antaranya Bale Agung, Samping Hideung, Oleng-oleng Papanganten, Si Tunggul Kawung, Adulilang, dan Adu-aduan. Lagu-lagu ini berupa vokal dengan ritmis dogdog dan angklung cenderung tetap.

 Angklung Gubrag

Angklung gubrag terdapat di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor. Angklung ini telah berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung).
Dalam mitosnya angklung gubrag mulai ada ketika suatu masa kampung Cipining mengalami musim paceklik. Angklung Badeng
Badeng merupakan jenis kesenian yang menekankan segi musikal dengan angklung sebagai alat musiknya yang utama. Badeng terdapat di Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, Garut. Dulu berfungsi sebagai hiburan untuk kepentingan dakwah Islam. Tetapi diduga badeng telah digunakan masyarakat sejak lama dari masa sebelum Islam untuk acara-acara yang berhubungan dengan ritual penanaman padi. Sebagai seni untuk dakwah badeng dipercaya berkembang sejak Islam menyebar di daerah ini sekitar abad ke-16 atau 17. Pada masa itu penduduk Sanding, Arpaen dan Nursaen, belajar agama Islam ke kerajaan Demak. Setelah pulang dari Demak mereka berdakwah menyebarkan agama Islam. Salah satu sarana penyebaran Islam yang digunakannya adalah dengan kesenian badeng.
Angklung yang digunakan sebanyak sembilan buah, yaitu 2 angklung roel, 1 angklung kecer, 4 angklung indung dan angklung bapa, 2 angklung anak; 2 buah dogdog, 2 buah terbang atau gembyung, serta 1 kecrek. Teksnya menggunakan bahasa Sunda yang bercampur dengan bahasa Arab. Dalam perkembangannya sekarang digunakan pula bahasa Indonesia. Isi teks memuat nilai-nilai Islami dan nasihat-nasihat baik, serta menurut keperluan acara. Dalam pertunjukannya selain menyajikan lagu-lagu, disajikan pula atraksi kesaktian, seperti mengiris tubuh dengan senjata tajam.
Lagu-lagu badeng: Lailahaileloh, Ya’ti, Kasreng, Yautike, Lilimbungan, Solaloh.

 Buncis

Buncis merupakan seni pertunjukan yang bersifat hiburan, di antaranya terdapat di Baros (Arjasari, Bandung). Pada mulanya buncis digunakan pada acara-acara pertanian yang berhubungan dengan padi. Tetapi pada masa sekarang buncis digunakan sebagai seni hiburan. Hal ini berhubungan dengan semakin berubahnya pandangan masyarakat yang mulai kurang mengindahkan hal-hal berbau kepercayaan lama. Tahun 1940-an dapat dianggap sebagai berakhirnya fungsi ritual buncis dalam penghormatan padi, karena sejak itu buncis berubah menjadi pertunjukan hiburan. Sejalan dengan itu tempat-tempat penyimpanan padi pun (leuit; lumbung) mulai menghilang dari rumah-rumah penduduk, diganti dengan tempat-tempat karung yang lebih praktis, dan mudah dibawa ke mana-mana. Padi pun sekarang banyak yang langsung dijual, tidak disimpan di lumbung. Dengan demikian kesenian buncis yang tadinya digunakan untuk acara-acara ngunjal (membawa padi) tidak diperlukan lagi.
Nama kesenian buncis berkaitan dengan sebuah teks lagu yang terkenal di kalangan rakyat, yaitu cis kacang buncis nyengcle..., dst. Teks tersebut terdapat dalam kesenian buncis, sehingga kesenian ini dinamakan buncis.
Instrumen yang digunakan dalam kesenian buncis adalah 2 angklung indung, 2 angklung ambrug, angklung panempas, 2 angklung pancer, 1 angklung enclok. Kemudian 3 buah dogdog, terdiri dari 1 talingtit, panembal, dan badublag. Dalam perkembangannya kemudian ditambah dengan tarompet, kecrek, dan goong. Angklung buncis berlaras salendro dengan lagu vokal bisa berlaras madenda atau degung. Lagu-lagu buncis di antaranya: Badud, Buncis, Renggong, Senggot, Jalantir, Jangjalik, Ela-ela, Mega Beureum. Sekarang lagu-lagu buncis telah menggunakan pula lagu-lagu dari gamelan, dengan penyanyi yang tadinya laki-laki pemain angklung, kini oleh wanita khusus untuk menyanyi.
Dari beberapa jenis musik bambu di Jawa Barat (Angklung) di atas, adalah beberapa contoh saja tentang seni pertunjukan angklung, yang terdiri atas: Angklung Buncis (Priangan/Bandung), Angklung Badud (Priangan Timur/Ciamis), Angklung Bungko (Indramayu), Angklung Gubrag (Bogor), Angklung Ciusul (Banten), Angklung Dog dog Lojor (Sukabumi), Angklung Badeng (Malangbong, Garut), dan Angklung Padaeng yang identik dengan Angklung Nasional dengan tangga nada diatonis, yang dikembangkan sejak tahun 1938. Angklung khas Indonesia ini berasal dari pengembangan angklung Sunda. Angklung Sunda yang bernada lima (salendro atau pelog) oleh Daeng Sutigna alias Si Etjle (19081984) diubah nadanya menjadi tangga nada Barat (solmisasi) sehingga dapat memainkan berbagai lagu lainnya. Hasil pengembangannya kemudian diajarkan ke siswa-siswa sekolah dan dimainkan secara orkestra besar.
.

diposkan oleh AMIRZONA
Sumber:Wikipedia

TAFSIR SEBAGIAN SIFAT-SIFAT MUTTAQIEN by Amirzona

TAFSIR

SEBAGIAN SIFAT-SIFAT MUTTAQIEN

A.Terjemah
"yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya baik diwaktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang.Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan" (Q.S.Ali Imron :134)

B.Tafsir
Allah menjelaskan kepada kita sebagian dari sifat-sifat orang muttaqin,yaitu :
Pertama :mereka adalah orang yang selalu menafkahkan hartanya baik dalam keadaan sedang berkecukupan maupun dalam keadaan sempit,ia tetap menafkahkan hartanya sesuai dengan kesangupannya.
Rosululloh saw bersabda :"peliharalah dirimu dari api nerakmeskipun dengan menyediakan sepotong kurma,dan perkenankanlah permintaan seorang peminta walaupun dengan memberikan sepotong kuku hewan yang dibakar" (H.R.Ahmad) dan Allah berfirman pada surat Al-baqoroh ayat 276 artinya Allah memusnahkan (keuntungan riba) dan melipatgandakan (harta orang-orang yang suka) bershodaqoh"
Imam Al-Ghozali memberikan resep pada kita bahwa jika kita ingin membuang sifat buruk yang menjadi kebiasaan kita,maka paksalah agar kita dapat melakukan kebiasaan yang sebaliknya.Jika kita tidak ingin memiliki sifat kikir,maka kita harus mengawali untuk memaksa diri kita membiasakan abershodaqoh.
Kedua :Mereka adalah orang -orang yang terbiasa dapat menahan amarahnya.Orang yang bertaqwa,apabila suatu saat ia marah,ia akan berusaha sekuat tenaga untuk  menahan amarahnya,tanpa melakukan tindakan dan mengambil kebijakan apapun.barulah setelah reda amarahnya dan dan dapat menguasai dirinya,ia lakukan tindakan yang bijak dan adil berkaitan dengan persoalan yang menjadi penyebab amarahnya.
Rosululloh saw :"orang yang kuat itu,bukanlah yang dapat membanting lawannya,tetapi orang yang benar-benar kuat adalah orang yang dapat menahan amarahnya ketika ia marah"
Ketiga :Mereka adalah orang yangsuka memaafkan kesalahan orang lain,walaupun sebenarnya mereka sanggup melawannya.Sikap seperti ini mudah diuraikan dan ditegaskan tetapi sangat sulit dipraktekan,karena sudah menjadi kebiasaan manusia yang seringkali berkecendrungan ingin membalas kejahatan dengan kejahatan yang setimpal.
tetapi jika kejahatan itu dibalas dengan kebaikan,orang yang melakuka kejahatan mudah-mudahan tersadar dan ia mau bertobat.dengan begitu maka terputuslah rantai kejahatan.
Keempat :Mereka  adalah orang-orang yang suka berbuat kebaikan.sudah nampak jelasnya bahwa kebaikan akan berdampak baik pada yang melakukannya.
Diriwayatkan oleh Baihaqi,bahwa ada budak wanita kepunyaan Ali bin Husain menolong tuanya menuangkan air kendi untuk mengambil air wudlu.tetapi kemudiaan air kendi ity jatuh dari tangannya dan pecah berserakan.lalu Ali menentang mukanya seolah-olah dia akan marah.budak itu berkata:Allah berfirman,dan orang-orang yang menahan amarahnya"lalu Ali menjawab :"aku telah menahan amarah" lalu budak itu berkata:Allah berfirman,Dan orang-orang yg memaafkan kesalahan manusia"Alipun menjawab:"aku telah memaafkanmu" dan budak itu berkata lagi:Allah berfirman,dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.akhirnya ali menjawab:"pergilah kamu,aku telah memerdekakanmu,demu untuk mencapai keridhoan Allah..."
DIPOSKAN OLEH AMIRZONA

SEJARAH ISLAM KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW by AMIRZONA

SEJARAH ISLAM

KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW

Nabi Muhammad saw adalah nabi akhir zaman.Sosok manusia yang luar biasa yang menjadi suri tauladan umat islam.

A.Orangtua nabi dan asal keturunan
Ayah beliau bernama Abdullah bin Abdul Mutholib,ibu beliau bernama Siti Aminah binti Wahab.
Abdullah(ayah beliau) adalah orang terpandang dikalangan bangsa Quraisy.Demikian pula ibuya Siti Aminah tergolong orang yang mulia dan terhormat.
Beliau lahir dalam keadaan yatim,karena Sang ayah telah meninggal di Madinah sewaktu nabi masih dalam kandungan ibunya.
Kedua orang tuanya beliau masih satu kakek yaitu kilab.
silsilah keturunan
¤Abdullah-Abdul Mutholib-Hasyim-Abdi Manaf-Qushai-Kilab
¤Siti Aminah-Wahab-Abdi Manaf-Zuhrah-Kilab

B.Tempat,tanggal dan tahun kelahiran beliau
Nabi Muhammad lahir di Makkah pada hari Senin tanggal 12 Rabi'ul Awal tahun Gajah,bertepatan dengan tanggal 20 April 571 M.
Beliau pada waktu itu masih seorang yang ummi,artinya tidak tahu tulis baca.

3.Peristiwa penting pada tahun kelahiran Beliau
Tahun kelahiran Muhammad disebut tahun Gajah.Pada tahun itu ditandai dengan kedatangan tentara Abrahah sebanyak 60.000 orang ke Makkah,bermaksud untuk menghancurkan Ka'bah.
Bala tentara abrahahberasal dari daerah Yaman.Mereka mempunyai pasukan gajah yang ditugaskan untuk menghancurkan Ka'bah.itulah sebabnya tahun kelahiran beliau disebut tahun gajah
Waktu itu ka'bah dijaga oleh kakek nabi yaitu Abdul Mutholib.walaupun ka'bah telah dijaga,tapi kedatangan dan serangan tentara abrahah tidak bisa ditahan.Untuk menjaga keselamatan,Abdul Mutholib dan penduduk makkah menyingkir sebelum tentara abrahah menyerang makkah.
Dalam keadaan pasrah Abdul Mutholib berdoa kepada Allah agar ka'bah diselamatkan dari serangan tentara bergajah.
Allah mengabulkan do'a Abdul Mutholib,dengan mendatangkan burung ababil yang melemparkan batu kerikil yang tajam dan beracun.Dengan kekuasaan Allah,ka'bah terselamatkan dari serangan abrahah.
DIPOSKAN OLEH   AMIRZONA

Pesan dari Ali bin Abu Tholib by amirzona

Pesan dari Ali bin Abu Tholib

Diketahui bahwa Ali bin Abu Tholib merupakan salah seorang "khulafaur rosidin".beliau mendapat gelar dari Rosulullah saw sebagai kunci ilmu.hal ini menunjukan adanya pengakuan rosulullah terhadap keluasan ilmu ali bin abu tholib.Sahabat ali bin abu tholib memberi nasehat atau pesan kepada kita:
saudaraku,kamu tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara,yaitu:
-kecerdasan,untuk mendapatkan suatu ilmu diperlukan suatu kecerdasan.kecerdasan bukanlah barang jadi yang siap pakai.dalam kecerdasan diperlukan belajar.dalam belajar diperlukan usaha sungguh-sungguh,berdoadan berlatih.
-tamak,dalam islam tamak merupakan salah satu perbuatan yang tidak baik.tamak dalam arti serakah/loba atau selalu ingin memperoleh yang paling banyak inilah yang tidak baik.akan tetapi dalam belajar,sahabat ali membolehkan para pelajar bersifat tamak,artinya pelajar selalu ingin mendapatkan ilmu lebih banyak lagi.tidak ada kata cukup sampai disini untuk menuntut ilmu.pelajar tidak boleh puas dengan ilmu yang didapatkannya di sekolah.
-kesungguhan,sebagai pelajar harus mempunyai motivasi dan semangat belajar.pelajar yang memiliki motivasi belajar tinggi akan selalu ingin belajar dengan sungguh-sungguh,tidak sekedar bertemu teman di sekolah.bahkan yang lebih parah,siswa sekarang banyak yang hanya membuat "jamiyah ngantuk" di kelas.
-biaya,ada sebuah pepatah mengatakan"jerbasuki mawa bea" artinya segala usaha sedikit banyak pasti memerlukan yang namanya biaya.demikian pula dengan pelajar,membutuhkan biaya,seperti biaya transport,bayar spp,membeli buku,fotocopy dll.
-mendekati guru,sebagai pelajar tentu harus dekat dengan guru.mendekati guru bukan berarti untuk merayunya,tetapi hal itu dilakukan hanya untuk mmeperoleh ridhonya guru.
-waktu yang lama dan terus menerus,proses belajar tidak bisa langsung belajar dan pandai,tetapi membutuhkan proses.proses inilah yang akan menentukan berhasil tidaknya belajar.

diposkan oleh AMIRZONA

sejarah tinju by amirzona

SEJARAH TINJU

Tinju merupakan terjemahan dari kata inggris "boxing" atau "puglism".Puglism sendiri diambil dari bahasa Yunani pugno,pignis,pugnare yang menandakan segala sesuatu yang terbentuk kotak atau "box" dalam bahasa Inggrisnya.
Kata Yunani,pugno berarti tangan terkepal menjadi tinju,siap untuk "pugnos",berkelahi,bertinju.Dalam mitologi,bapak boxing adalah Poliux,saudara kembar dari Castor,putera legendaris dari Jupiter dan Leda.
Kitab Mahabarata juga mencatat pertandingan-pertandingan tinju.
Petinju terkenal pertama,Theagenes menjadi juara olympiade games 450 M.Ia melakukan pertandingan sebanyak 1.406 kali dengan menggunakan sarung tinju yang terbuat dari kawat.kebanyakan lawannya itu tewas ketika bertarung.
Meski tinju terkenal berabad-abad lamanya sebagai hiburan tapi James Ping (orang Inggris) merupakan orang pertama yang menggunakan sarung tinju.Peraturan menggunakan sarung tinju baru diperkenalkan mulai 10-8-1973 silam.
Perauturan ini dipelopori James Broughton yang saat itu membuka suatu akademi untuk melindungi murid-muridnya agar tidak cedera,maka sarung besi diganti dengan sarung kulit.
Tindakan James Broughton juga kelanjutan dari dilarangnya profesional boxing pada 14-4-1743 olehpemerintah inggris.
Sebelum james broughton tampil dengan peraturan dengan sarung tinju kulit,pertandingan dilakukan dengan tinju tangan.Pertandingan pertama disebut bare knuckle bout.Pertarungan antara prajurit dari the Duke of Albemarle seorang pembantai di tahun 1681.
tinju juga memperkenalkan nama-nama legendaris yang sangat apik bertinju diantaranya Mohammad Ali dan si leher beton Michael tison.
Olahraga tinju di Indonesia ikut dipopulerkan oleh tentara KNIL.Ring tinju yang kini masih ada di Jasdam 5 jaya serta jasdam VII Diponegoro Semarang merupakan buktinya.Indonesia juga mempunyai petinju-petinjuterkenal seperti The Dragon Cris John,Elyas Pycal,Daud Jordan dll.

"MAJU TERUS PETINJU-PETINJU INDONESIA DAN KALAHKAN MUSUHMU"